Pemilik Liverpool asal Amerika Serikat, Tom Hicks (kiri) dan George Gillet.
Liverpool di bawah kepemilikan George Gillet dan Tom Hicks terlibat utang sebesar 300 juta pounds (sekitar Rp 4,2 triliun). Ini yang mengancam Liverpool gagal lolos kelayakan finansial dan terancam degradasi. Satu-satunya jalan, Liverpool harus dijual dan segera dibayar utangnya yang sebagian besar dari Royal Bank of Scotland (RBS).
Sebelumnya, anggota dewan Liverpool, Christian Purslow dan Ian Ayre, beserta ketua klub Martin Broughton, setuju klub dijual kepada New England Sports Ventures (NESV). Namun, Hicks kemudian memecat keduanya. RBS pun menentang pemecatan dan perubahan dewan Liverpool sampai ada keputusan tentang klub itu.
RBS menilai Hicks dan Gillet telah melanggar persetujuan dengan menggeser Broughton. Sebab, semua pihak pada April lalu sudah setuju atas posisinya sebagai ketua dan mencari pembeli klub.
Jika Pengadilan Tinggi Inggris setuju dengan RBS, maka penjualan Liverpool kepada NESV akan dilanjutkan. Jika Tom Hicks dan George Gillet mampu memberi argumen yang kuat dan memenangkan pengadilan, maka mereka masih harus mencari pembeli baru sebelum batas waktu pembayaran utang kepada bank pada 15 Oktober nanti.
Hicks dan Gillet tak setuju penjualan klub kepada NESV. Sebab, mereka tak akan mengembalikan dana investasi yang dilakukan Hicks dan Gillet sebesar 140 juta pounds (sekitar Rp 1,9 triliun) buat Liverpool.
Pengambilalihan kepemilikan oleh NESV hanya akan bertanggung jawab membayar utang klub kepada RBS. Dengar pendapat Selasa ini diperkirakan akan dihadiri ribuan suporter Liverpool yang menentang kepemilikan dua pengusaha Amerika Serikat itu.
0 komentar:
Posting Komentar
Assalamualaikum Kawan. Terima Kasih Atas kunjungannya Apalagi Sempat Untuk Memberikan Komentar Pada Blog Ini. Jangan Lupa Mampir Kesini Lagi Ya..Wassalamualikum :)